Saudara-saudari terkasih,
Di era peningkatan teknologi komunikasi yang pesat, kita menyaksikan bagaimana banyak grup WhatsApp dan media sosial lainnya digunakan untuk mengekspresikan diri.
Dalam upaya untuk menunjukkan bahwa kita adalah yang terbaik, kita seringkali terjebak dalam perangkap penilaian orang lain.
Kita cenderung berusaha menampilkan kekuatan dan keunggulan, padahal sebenarnya, di mata banyak orang, kita mungkin hanya terlihat biasa-biasa saja.
Sebagai umat Katolik, kita diajarkan untuk rendah hati. Dalam Injil, kita diajarkan bahwa “siapa yang ingin menjadi terbesar di antara kalian, hendaklah ia menjadi pelayan bagi yang lain.” (Markus 10:43).
Kesadaran akan ketidakberdayaan kita dibandingkan dengan orang lain seharusnya membawa kita pada refleksi yang lebih dalam tentang diri kita dan tujuan hidup kita.

Kompetensi, kapabilitas, dan kualitas kita seharusnya diukur bukan oleh seberapa banyak pengakuan yang kita terima dari orang lain, tetapi oleh seberapa tulus kita melayani sesama.
CATATAN REDAKSI :Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami,sebagaimana diatur dalam pasal (1) ayat (11) dan (12) Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
Artikel/berita dimaksud dapat dikirim melalui email : berita76gmail.com atau ke no kontak : +62 813 3982 5669 / +62 812 3646 2309.