Oleh Marianus Gaharpung, Dosen FH Ubaya
HUT Emas PDIP 10 Januari sudah selesai. Publik terus dibuat penasaran karena harus memahami irama politik yang dimainkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pasalnya, pada Hari Ulang Tahun Emas tersebut, Megawati tetap tidak mengumumkan siapa capres pilpres 2024. Megawati mengatakan sesuai hasil kongres PDI-P pada 2019 lalu, ia memiliki hak prerogatif untuk menentukan capres. “Sekarang nungguin, enggak ada, ini urusan gue,” kata Megawati tegas.
Mendengar ungkapan putri proklamator tersebut publik tanah air dan barangkali dalam benak sebagian besar kader PDIP terbetik juga perasaan yang kurang puas. Tetapi apa mau dikata realita PDIP ada dalam genggaman Megawati. Pidato politik sekaligus konsolidasi partai beberapa waktu lalu kurang lebih satu jam dihadapan ribuan kadernya, terlihat jelas rasa percaya diri Megawati begitu tinggi. Karena partainya memenuhi syarat minimal untuk mencalonkan presiden tanpa harus bersama parpol lain.
Perlu diingat, PDIP bukan segala- galanya di tanah air ini. Sesungguhnya kekuasaan tertinggi yang menentukan ada tidaknya pemimpin tertinggi di republik adalah rakyat bukan Megawati dan kendaraan politiknya. Rating PDIP akhir- akhir adalah partai terbaik karena sentimen publik positif terhadap prestasi Joko Widodo dalam memimpin republik ini. Joko Widodo terpilih dua periode jadi presiden bukan karena prestasi PDIP tetapi gabungan partai politik, Golkar, Nasdem, PPP, PAN, Perindo, Hanura, PSI dan partai lainnya.
Oleh karena itu, Megawati perlu menyadari dan jangan jaga jarak dengan parpol lainnya. Membangun bangsa dan negara ini adalah kerja bareng, gotong royong semua parpol bersama rakyat. Rakyat tanah air sangat memaklumi hak prerogatif PDIP ada ditangan Megawati tetapi harus pula realistis seirama dengan kehendak publik yang tergambar dari hasil lembaga lembaga survey.
Sehingga, muncul pertanyaan, apa dampak politik jika PDIP menentukan capres tidak berdasarkan hasil survey? Apakah PDIP adalah motor penggerak satu- satunya untuk menjadikan seseorang presiden? Apa jadinya jika ditinggal rakyat pencintanya jika Puan Maharani yang diusung hanya demi merawat keberlangsungan trah Soekarno di tubuh PDIP? Wajar perasaan publik tanah air kian kritis terhadap perjalanan PDIP.
Megawati dan pengurus pusat PDIP tidak bisa membendung realita publik kader PDIP atas kejadian di Jl. EXPO kebayoran, Jakarta. Selasa, 10 Januari 2022, dimana spontanitas para kader teriak Ganjar presiden, Ganjar presiden.
CATATAN REDAKSI :Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami,sebagaimana diatur dalam pasal (1) ayat (11) dan (12) Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
Artikel/berita dimaksud dapat dikirim melalui email : berita76gmail.com atau ke no kontak : +62 813 3982 5669 / +62 812 3646 2309.