Opini
Oleh Marianus Gaharpung, Dosen FH Ubaya
Bukan mau mendahului kehendak Tuhan dan alam bumi pertiwi tetapi Maumere bagaikan “tanah terjanji” bagi pemimpin bangsa. Gus Dur datang ke Maumere dalam kapasitas sebagai Ketua PBNU, tidak lama kemudian jadi Presiden.
Megawati datang sebagai Ketua Umum PDIP, meresmikan Patung Nilo, tidak lama kemudian jadi Wakil Presiden
Maumere, seperti “Tanah Terjanji” bagi calon pemimpin
Bisa jadi aura Mahfud MD ke Maumere, semacam karpet merah menuju Cawapres 2024. Mengapa tidak ?
Perguncingan publik tanah air belum bisa mempredisksi secara pasti tiga saja atau empat pasang calon presiden (capres) untuk pemilihan presiden 2024.
Karena Golkar dan PAN belum menyebut dan menjatuhkan pilihan siapa capres. Apakah partai yang dinahkodai Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan tersebut mau terus didikte dan mengekor saja dengan PDIP yang secara normatif berhak mencalonkan sendiri capresnya tanpa koalisi? Palingan Golkar PAN koalisi dengan PDIP misalkan keluar sebagai pemenang pada pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 hanya dapat jatah kursi menteri lebih dari itu tidak mungkin diberikan terutama menyangkut jabatan strategis Jaksa Agung, Kapolri serta Ketua MA.
Oleh karena itu, jika Golkar dan PAN berani merebut simpatik rakyat tanah air dengan komitmen pemberantasan korupsi terutama angkat isu dugaan korupsi 349 triliun, maka kemungkinan besar suara publik bisa beralih kepada pasangan keempat usungan Golkar dan Partai PAN.
Jika kedua partai ini mengusung capres Airlangga Hartarto serta cawapres adalah Mahfud MD, maka suara Prabowo Subianto, Ganjar dan Anis akan banyak tersedok pasangan Airlangga dan Mahfud MD.
Penentu kemenangan capres 2024
Tingkat ketertarikan dan kepercayaan publik terhadap capres Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anis Baswedan relatif tidak jauh berbeda. Hal ini terlihat dari berbagai lembaga survey tanah air. Karena isu yang dijual ketiga capres ini belum menyentuh persoalan riil korupsi yang sangat berani dan membabi buta dilakukan oknum pejabat di pusat sampai daerah.
Mengapa capres Ganjar Pranowo hasil koalisi PDIP dan PPP belum membicarakan masalah korupsi karena warga kemungkinan besar kurang percaya. Alasannya 349 triliun uang negara diduga lari ke oknum- oknum yang ada di tubuh PDIP.
Terbukti ketika persoalan ini dibawa ke Komisi III DPR RI untuk dipansuskan justru ketua Pansus Bambang Pacul anggota DPR dari PDIP menolak. Ada apa gerangan ?
CATATAN REDAKSI :Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami,sebagaimana diatur dalam pasal (1) ayat (11) dan (12) Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
Artikel/berita dimaksud dapat dikirim melalui email : berita76gmail.com atau ke no kontak : +62 813 3982 5669 / +62 812 3646 2309.