Merdeka Atau Belum Merdeka

Avatar photo
Editor: Tim Redaksi
Berita76.Com
Frans Kato. Foto:Istimewa

Opini 

Oleh :  Frans Kato 

Cita – cita proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tersurat pada pembukaan Undang – undang Dasar 1945. Disitu tercermin hak paten keluhuran awal bangsa ini menyangkut komitmen yang menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan prikeadilan.

Makna kata ” penjajahan ” tidak berarti sempit. Artinya, penjajahan bukan berarti hanya merupakan penindasan manusia atas manusia atau implikasi dari faham kolonial dan imprealisme.

Penjajahan dapat berarti luas pada indikasi penjajahan ekonomi, politik, budaya, dan faham isme). Bertolak dari konteks pemikiran ini, maka penjajahan bangsa lain terhadap indonesia dapat diakhiri pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika proklamasi Kemerdekaan RI di bacakan Bung Karno dan Bung Hatta.

Kedua pemimpin bangsa ini telah meramu dasar dan ideologi Negara Pancasila. Sesudah itu mencanangkan tiga pilar yang disebut Trisakti.  Yakni, berdikari dibidang ekonomi,  bidang kebudayaan dan dibidang politik.

Berdikari artinya, berdiri diatas kaki sendiri. Konsepsi ini berjalan ketika Bung Karno masih memangku jabatan sebagai Presiden RI. Soekarno telah berhasil membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki kemandirian di bidang politik dengan cara tidak tergabung dalam kegiatan kepitalisme (Amerika Serikat (dkk), dengan  tidak menganut faham komunis (kominisme) yang dikembangkan oleh Uni Soviet, Cina dan sebagainya, melainkan, Indonesia mempelopori gerakan non blok dengan mengawali kegiatanya melalui konferensi Asia Afrika di Bandung, begitu juga di bidang ekonomi. Bangsa  Indonesia mampu mencegah impor barang dan jasa dan dapat menguasai pasar indonesia.

Kemandirian dibidang ekonomi digerakan oleh Bungkarno dengan memperkokoh gerakan koperasi. Siekarno menolak gerakan kapitalisme menguasai kekayaan indonesia. Semua kekayaan indonesia dalam perut bumi Nusantara seperti emas, batu bara, mineral, gas bumi dan sebagainya dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan bagi kemaslahatan rakyat Indonesia.

Baca Juga :  Homo Homini Lupus : Potret Politik Menjelang Pilpres 2024

Berdikari dibidang kebudayaan, juga digencarkan dengan menumbuh kembangkan kebudayaan, yang berdasarkan kepribadian indonesia. Itulah makna “merdeka” yang di praktekan oleh pendiri bangsa ini, Bung Karno dan Bung Hatta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *