Daerah  

Kerja Hotmix Jalan Ruas Ende-Wolowaru Rp 6,3 M, Diduga PT. BCTC Tak Gunakan Split dan Abu Batu

Avatar photo
Berita76.Com

Ende, BERITA.76.COM. – Proyek Preservasi Jalan Nasional Ruas Ende-Wolowaru senilai Rp 6.385.984.000 (sekitar Rp 6,3 Milyar) yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana, PT. Bina Citra Teknik Cahaya (BCTC) diduga dikerjakan tidak sesuai Spek (spesifikasi) karena hanya sedikit menggunakan split (batu pecah ukuran 1 cm x 1 cm, red) dan abu batu (hasil giling crasher, red) dalam campuran aspal (hotmix) sehingga tekstur jalan yang telah dikerjakan tampak kasar, berpori dan mengalami retak rambut.

Berdasarkan pantuan tim wartawan media ini pada Senin (12/12/22) di titik awal pekerjaan yaitu di Ndao, tidak terlihat papan nama proyek yang terpasang. Dari STA 0 yaitu Ndao, tim media ini menelusuri pekerjaan hotmix di sepanjang Jalan Mahoni hingga perempatan lampu merah (Kantor Kodim 1602) Ende.
Permukaan jalan yang baru saja di hotmix tersebut tampak kasar dan berpori. Permukaan aspalnya pun bergelembung/bergelombang dan terlihat ada retak rambut.

Nampak permukaan lapisan aspal yang digunakannya pun didominasi oleh aspal hotmix berperformance kasar dan berpori. Diduga aspal hotmix yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan ini tidak sesuai dengan spesifikasi material yang direncanakan.

Kondisi ini yang sama juga tampak di depan Puskesmas Kota Ratu, Kecamatan Ende Utara. Nampak jelas di pinggir kiri jalan terjadi beberapa titik keretakan. Hal ini terjadi karena saat pekerjaan penghamparan aspal hotmixnya yang tidak merata. Ketebalan hotmix-nya pun tampak tidak merata (tebal –tipis).

Dari ruas jalan Mahoni tim wartawan ini pun menelusuri kondisi permukaan aspal di jalan Soekarno dan jalan Katedral Ende. Setibanya dipertigaan kantor PELNI Ende, tim wartawan pun menemukan ada beberapa titik retak buaya (Aligator Cracks). Usai mengambil gambar untuk dijadikan dokumentasi, tim wartawan ini pun kembali melanjutkan perjalanan menelusuri hasil pekerjaan hotmix di sepenjang ruas jalan nasional trans flores ruas Ende-Wolowaru.

Baca Juga :  Polemik Antara Orang Tua Penerima Dan PIP Dengan Pihak BRI Cabang Ende Telah Menemukan Titik Terang

Kondisi permukaan hotmix yang kasar dan berpori juga tampak di Roworeke ( Km 6), Kelurahan Reworangga, Kecamatan Ende Timur, yakni di tikungan halus sebelum memasuki gereja Katolik Paroki St. Martinus Roworeke. Nampak dengan jelas kelikir kali bulat yang muncul dipermukaan aspal tersebut. Tak terlihat split dalam campuran hotmix di titik ini.

Selain itu, pada persambungan permukaan pada bagian tengah badan jalan, nampak permukaan aspalnya seperti gelombang laut yang pecah di pesisir pantai. Para pengedara baik roda dua maupun roda empat terpaksa harus  mengurangi laju kendaraan mereka untuk menghindari kecelakaan.

Informasi yang diperoleh Tim Media ini dari seorang staf Satker PJN 4 yang meminta agar identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan bahwa PPK 4.2 telah memberi teguran kepada Kosmas Heng setelah melihat hasil pekerjaan hotmix-nya yang tidak sesuai spesifikasi.

“PPK terlalu berani memberikan kepercayaan itu kepada Heng Kosmas. Lihat saja hasilnya, kasar, gelembung dan bergelombang lagi. Ini kalau pak Kabalai tahu, pasti PPK dan Satker yang bakal menanggung resikonya,” ungkapnya.

Menurutnya, pada saat produksi aspal pada AMP milik PT. BCTC di Desa Podenura, Kecamatan Nangaroro, perusahaan tersebut kekurangan kadar aspal, abu batu dan split sehingga hasil pekerjaan hotmixnya gradasi tidak menerus atau terjadi gab gradation (komposisi material).

“Akibatnya tampak jelas dipermukaan aspal yang baru di hotmix dari butiran halus loncat ke butiran kasar, sehingga tampak jelas ada kekurangan abu batu dan split,” bebernya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *