Opini  

Karel Lando: Masyarakat Harus Memilih Pemimpin Yang Memiliki Kompetensi Dan Tidak Menggunakan Politik Uang

Avatar photo
Reporter : Arnol Dewa Editor: Tim Redaksi
Berita76.Com
Dr.Ir.Karolus Karni Lando,MBA. Istimewa

Oleh

Dr. (c), Ir.Karolus Karni Lando,MBA.

redaksi76.com || Jakarta – Setiap pemilihan kepala daerah, termasuk di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan juga di Kabupaten Ende, kerap diwarnai dengan godaan-godaan yang dapat mengaburkan penilaian rasional masyarakat dalam memilih pemimpin.

Salah satu godaan tersebut adalah praktik politik uang dan memilih berdasarkan kesamaan suku, agama, atau golongan.

Meskipun hal ini terjadi secara luas, masyarakat perlu menyadari betapa pentingnya memilih pemimpin berdasarkan kompetensi, integritas, dan program kerja yang jelas.

Dengan begitu, peluang tercapainya perubahan signifikan di daerah dapat diwujudkan. Namun, dalam setiap keputusan strategis, selalu ada risiko dan peluang yang perlu dianalisis untuk memastikan target kerja pemerintah yang tepat dan relevan.

1. Menolak Politik Uang: Potensi Risiko dan Peluang

Potensi Risiko:

Politik uang bukan hanya merusak integritas proses demokrasi, tetapi juga menimbulkan risiko jangka panjang terhadap stabilitas politik dan sosial.

Pemimpin yang terpilih melalui praktik ini cenderung fokus pada kepentingan pribadi atau kelompok kecil yang mendukung mereka, yang menyebabkan munculnya korupsi sistematis.

Praktik ini telah mengakibatkan banyak pemimpin tidak menepati janji kampanye mereka, misalnya dalam sektor pembangunan infrastruktur dan pelayanan kesehatan, di mana proyek-proyek yang dijanjikan sering kali tidak terlaksana atau hanya sebagian kecil yang terealisasi.

Politik uang melahirkan ketidakpuasan masyarakat karena janji-janji kampanye mengenai peningkatan akses pendidikan tidak pernah diwujudkan.

Akibatnya, tingkat partisipasi pendidikan menurun, dan fasilitas pendidikan di banyak daerah tetap buruk. Ini juga menimbulkan efek domino: munculnya ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah dan menurunnya semangat partisipasi dalam proses politik di masa mendatang.

Peluang:

Namun, menolak politik uang membuka peluang bagi pemimpin yang benar-benar kompeten untuk terpilih, yang pada akhirnya dapat membawa perubahan positif.

Baca Juga :  Bunda Maria: Sejarah, Penolong Abadi, dan Kesaksian

Pemimpin yang dipilih berdasarkan program kerja nyata berhasil mengurangi tingkat pengangguran hingga 5% atau lebih melalui program pemberdayaan ekonomi lokal.

Jika hal yang sama diterapkan di Ende, dengan fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, seperti pengembangan industri kecil dan sektor pertanian, hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

2. Memilih Berdasarkan Kesamaan Suku, Agama, atau Golongan: Potensi Risiko dan Peluang

Potensi Risiko:

Memilih pemimpin berdasarkan kesamaan suku, agama, atau golongan juga menimbulkan risiko tersendiri.

Selain mengabaikan faktor kompetensi, hal ini dapat memperparah polarisasi sosial di masyarakat.

Pemimpin yang terpilih dengan modal identitas kesukuan atau agama sering kali kurang kompeten dalam menangani masalah kompleks seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan.

Akibatnya, program kerja yang diterapkan tidak efektif dan tidak mampu mengatasi akar permasalahan.

Pemimpin yang terpilih berdasarkan sentimen agama gagal meningkatkan kualitas layanan Kesehatan Dimana padahal saat kampanye dijanjikan akan menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Setelah terpilih malah Angka kematian ibu dan anak di kabupaten tersebut tetap tinggi karena tidak adanya perbaikan signifikan dalam fasilitas kesehatan.

Hal ini memperlihatkan bagaimana pemilihan pemimpin berdasarkan identitas saja tidak cukup untuk mengatasi masalah krusial.

Peluang:

Namun, jika masyarakat mulai memilih berdasarkan kompetensi dan rekam jejak, peluang untuk menciptakan pemerintahan yang lebih baik akan meningkat.

Pemimpin yang dipilih karena program-program berbasis hasil nyata berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 7% atau lebih dalam waktu tiga tahun melalui program pengentasan kemiskinan berbasis pendidikan dan pelatihan keterampilan.

Jika masyarakat Ende juga menerapkan prinsip ini, ada peluang besar untuk memperbaiki kualitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di daerah ini.

Baca Juga :  Karel Lando Ucapkan Selamat Atas Pesta Perak Imamat RD Feliksius Jawa 8 September 2024

3. Rekam Jejak dan Kompetensi: Potensi Risiko dan Peluang

Potensi Risiko:

Memilih pemimpin yang berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang baik sangat penting, namun ada risiko jika rekam jejak ini tidak diverifikasi dengan baik.

Ada beberapa kasus di mana calon pemimpin memanipulasi informasi mengenai prestasi mereka untuk mendapatkan dukungan.

Contoh  di mana seorang kandidat berhasil terpilih setelah membesar-besarkan pencapaian kerjanya di sektor kesehatan, padahal banyak program yang dia klaim sukses justru tidak terealisasi dengan baik.

Peluang:

Namun, pemimpin dengan rekam jejak yang terbukti memiliki kompetensi dapat memberikan perubahan nyata bagi daerah.

Pemimpin yang memiliki latar belakang kuat dalam pembangunan ekonomi berhasil meningkatkan sektor pariwisata hingga 15% atau lebih per tahun melalui peningkatan infrastruktur dan promosi wisata yang efektif.

Saya berharap Jika Kabupaten Ende dipimpin oleh orang yang berkompeten di bidang pemberdayaan ekonomi lokal, program-program seperti pengembangan pariwisata berbasis komunitas dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan daerah.

4. Jangan Terjebak dengan Janji Kosong dan Pencitraan: Potensi Risiko dan Peluang

Potensi Risiko:

Pencitraan politik yang berlebihan sering kali menipu pemilih, mengarahkan mereka untuk memilih pemimpin yang hanya populer tapi tidak kompeten. Di NTT, ada beberapa contoh di mana pemimpin terpilih hanya karena pencitraan, namun setelah menjabat, mereka tidak dapat memenuhi janji-janjinya.

Contoh, ada janji pembangunan jalan baru yang digaungkan dalam kampanye besar-besaran tidak pernah terealisasi, dan masyarakat akhirnya dikecewakan.

Peluang:

Peluangnya, jika masyarakat lebih kritis terhadap janji-janji kampanye dan lebih fokus pada program kerja konkret, hal ini dapat mencegah munculnya pemimpin yang hanya mengandalkan pencitraan.

Pemimpin dengan visi jelas  tentu akan fokus pada peningkatan layanan kesehatan misalnya dapat membangun 10 pusat kesehatan masyarakat baru, dapat memberikan perubahan signifikan yang berkelanjutan.

Baca Juga :  Kehadiran Paus Francisco Membawa Pesan Yang Mendalam Dan Pelajaran Berharga Bagi Seluruh Lapisan Masyarakat

Kesimpulan: Membentuk Target Kerja Pemerintah yang Tepat melalui Pemilihan yang Bijak

Masyarakat di NTT, khususnya di Kabupaten Ende, harus lebih bijaksana dalam memilih pemimpin. Dengan menolak politik uang, menghindari memilih berdasarkan kesamaan suku atau agama, dan lebih fokus pada rekam jejak serta kompetensi, kita dapat menciptakan pemerintahan yang lebih efektif.

Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa memilih pemimpin yang benar-benar kompeten dapat meminimalkan risiko stagnasi dan membuka peluang bagi pembangunan berkelanjutan di daerah mereka.

Kasus-kasus nyata dari NTT memperlihatkan betapa pentingnya memilih pemimpin yang kompeten dan memiliki visi yang jelas.

Jika target kerja pemerintah difokuskan pada pengentasan kemiskinan, peningkatan pendidikan, dan pelayanan kesehatan yang baik, Kabupaten Ende dapat bangkit dan berkembang dengan cepat.

Malaysia, 21 September 2024.

Karolus Karni Lando “Memilih Pemimpin Berdasar Kompetensi, Bukan Kepentingan Sesaat”