Daerah  

Proyek ‘Plamir’ Jalan Negara Gako-Aegela-Marapokot Senilai Rp 6,2 M oleh PT. BCTC Hancur Setelah Dikerjakan

Avatar photo
Berita76.Com
IMG-20221120-WA0027

Mbay,Berita 76.Com – Proyek Preservasi Jalan Gako-Aegela-Danga (Mbay)-Nila-Marapokot, Kabupaten Nagekeo, propinsi NTT yang menelan anggaran sebesar Rp 6,2 Milyar yang dilaksanakan oleh PT. Bina Citra Teknik Cahaya (BCTC) diduga dikerjakan asal jadi alias tidak sesuai spesifikasi teknis (spek) dan bestek. Karena tipisnya lapisan hotmix (hanya sekitar 1 cm, red) dari pekerjaan pecing tersebut maka tampak seolah-olah jalan negara itu ‘diplamir’ dengan hotmix. Bahkan ada sekitar 40 titik pecing yang telah dikerjakan, tampak telah retak, pecah, amblas, hancur dan terbongkar dari badan jalan.

Seperti disaksikan Tim Media ini pada Kamis (17/11/22), terdapat sekitar 40 titik yang telah selesai di-pecing yang telah retak, pecah, amblas, hancur dan terbongkar. Saat itu Tim Media ini kebetulan melewati ruas jalan tersebut menuju Ibu kota Kabupaten Nagekeo, Mbay. Saat melintasi ruas jalan di Aegela menuju Raja, mulai tampak pekerjaan pecing yang retak, pecah, hancur dan terbongkar. Tim Media ini pun menghentikan kendaraan dan mengambil gambar jalan yang rusak itu dibeberapa titik.

Namun semakin jauh menelusuri ruas jalan dari Aegela menuju Raja tersebut, tampak semakin banyak titik pecing yang telah selesai dikerjakan. Namun sebagian besar dari titik-titik pecing Di Desa Ulupulu hingga pasar Raja yang telah selesai dikerjakan sebulan terkhir itu, telah kembali retak, pecah, amblas, hancur dan terbongkar. Ada sekitar 40 titik pecing yang telah retak, pecah, amblas, hancur, dan terbongkar. Kerusakan ini mulai terlihat dari Kecamatan Aegela hingga Raja, Kabupaten Nagekeo.

Di ruas jalan tersebut, tim wartawan juga menemukan pekerjaan pecing yang asal jadi oleh PT. Bina Citra Teknik Cahaya. Hotmix lama tidak dipotong (cutting) tapi langsung dilapisi hotmix yang sangat tipis. Bahkan ketebalan lapisan hotmix tersebut kurang dari 1 cm. Akibatnya, pekerjaan yang tak sesuai spek dan bestek itu tampak seperti jalan negara sedang diplamir dengan hotmix. Tim Wartawan juga menemukan adanya titik-titik pecing yang tidak dipotong (cutting) sebelum di-pecing.

Baca Juga :  PT. Novita Karya Taga Akan Diadukan Ke Lembaga DPRD Ende

Padahal sesuai spek dan bestek pekerjaan pecing, titik-titik jalan hotmix yang retak, pecah, amblas, hancur dan terbongkar, seharusnya dipotong (cutting). Lalu aspal yang hancur diangkat/dikeluarkan dari badan jalan. Agregat dititik tersebut juga harus diganti karena tidak mampu menjadi fondasi jalan (menjadi penyebab kerusakan, red).

Kemudian agregat yang menjadi penyebab rusaknya jalan tersebut diganti dengan agregat yang sesuai spesifikasi. Lalu agregat itu dipadatkan kembali (dengan tonase alat yang sesuai spek) dan disiram prime coat (aspal pengikat, red). Kemudian, dilakukan pelapisan hotmix kembali (pecing, red).

Pada Sabtu (20/11/22) saat tim wartawan melintasi Ruas Aegela menuju Kota Mbay, Tim wartawan kembali menemukan pekerjaan pecing yang tidak sesuai bestek dan spesifikasi teknis (spek). Saat melintas di Ruas Jalan Negara Aegela-Danga, tepatnya di Kesidari, tampak dari mobil yang sedang melaju, terlihat adanya titik-titik pekerjaan pecing yang diduga tidak sesuai spek dan bestek alias dikerjakan asal jadi.

Seperti disaksikan Tim Wartawan, pekerjaan pecing di ruas tersebut tampak sangat tipis bahkan ada yang tidak mencapai tebal 1 cm. Sebagian besar titik yang diperbaiki alias di-pecing tidak dilakukan pemotongan aspal (hotmix yang rusak, red). Kontraktor juga tidak mengganti/mengeluarkan aspal yang rusak (cutting, red). Sudah tentu agregat yang menjadi pondasi jalan dititik yang rusak tersebut. Padahal agregat tersebut menjadi penyebab kerusakan jalan tersebut.

Yang tampak, titik hotmix yang rusak langsung disiram prime coat dan dilapisi kembali dengan hotmix. Pada beberapa titik tampak ada bekas potongan hotmix menggunakan alat pemotong hotmix. Namun hotmix itu tidak dibongkar dan diganti agregatnya tapi langsung disiram prime coat lalu dilapisi kembali dengan hotmix. Lapisan hotmixnya tampak sangat tipis seperti diplamir. Permukaan aspal juga tampak kasar dan bergelombang.

Baca Juga :  Bupati  Ende, Djafar Ahmad Letak Batu Pertama, Pembangunan Perumahaan Bukit Mas KWI Permai

Diduga ini merupakan modus untuk menipu konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), sehingga dibuat seolah-olah titik pecing tersebut telah dilakukan cutting/dipotong terlebih dahulu. Dugaan ini semakin kuat, ketika Tim Wartawan kembali menemukan beberapa titik dengan kondisi yang sama. Bahkan ada titik yang panjangnya mencapai puluhan meter dengan lebar sekitar 2 meter di daerah Kesidari menuju Kota Mbay yang menggunakan modus yang sama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *