Redaksi76.com || Sikka – Sebanyak 120 unit rumah dan ratusan tanaman milik Masyarakat Adat Suku Soge Natarmage dan Goban Tana Ai di Nangahale, Sikka NTT, ambruk digusur alat berat milik PT. Kristus Raja Maumere (Krisrama).
Penggusuran tersebut terjadi pada Rabu (22/1/2025) dan diduga melibatkan sejumlah preman serta aparat keamanan setempat.
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) melalui prees release yang diterima Viva.co.id Kamis (23/05/2025) kemudian menyebutnya sebagai aksi brutal dan tidak manusiawi.
Menurut Ketua Pelaksana Harian AMAN Wilayah Nusa Bunga, Maximilianus Herson Loi, hal itu bukan tanpa alasan, sebab pengelola PT.Krisrama adalah kaum Klerus (kaum tertabis) yang bertugas melanjutkan pelayanan Kristus untuk keselamatan umat manusia, termasuk mewartakan cinta kasih.
“Keselamatan manusia harus dilihat dari kaca mata yang kompleks. Dia tidak hanya soal diri pribadi manusia tetapi juga termasuk harta milik. Jadi Klerus jangan datang menggusur rumah dan tanaman milik umat. Seharusnya Klerus harus tampil sebagai pelindung umatnya dari ancaman penggusuran dan kriminalisasi” ungkapnya
Kata dia, berkaca dari peristiwa penggusuran oleh PT.Krisrama di Nangahale, sejatinya tindakan tersebut tidak mencerminkan jati diri kaum Klerus.
Jika melihat nama dan mayoritas pengelola di PT. Krisrama, mestinya tindakan penggusuran ini tidak terjadi.
Menurutnya, yang harus dikedepankan adalah dialog bermartabat dengan prinsip cinta kasih. Untuk itu, AMAN mengecam tindakan brutal PT. Krisrama dan mendesak untuk segera menghentikan penggusuran rumah dan tanaman milik Suku Soge dan Goban Runut di Nangahale.
“Hentikan penggusuran Masyarakat Adat di Nangahale,” Tegasnya.
Lanjut Herson, informasi dari lapangan terkonfirmasi sudah 50 lebih unit rumah dan ratusan tanaman milik Masyarakat Adat di Nangahale yang digusur. Tindakan brutal penggusuran tersebut dilakukan dengan dikawal ketat oleh aparat polisi, TNI dan Satpol PP Kabupaten Sikka.
Dalam aksi tersebut juga terpantau beberapa preman kampung dengan kepala diikat kain merahDalam aksi tersebut juga terpantau beberapa preman kampung dengan kepala diikat kain merah.
Herson menduga orang-orang yang kepala diikat kain merah tersebut sengaja dimobilisasi oleh PT. Krisrama untuk menekan Masyarakat Adat Suku Soge dan Goban Runut.
“Kita menduga kehadiran preman-preman ini by desaign, bagian dari skenario untuk menciptakan konflik horizontal,”imbuhnya (Arnold/Noken)
CATATAN REDAKSI :Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan /atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami,sebagaimana diatur dalam pasal (1) ayat (11) dan (12) Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
Artikel/berita dimaksud dapat dikirim melalui email : berita76gmail.com atau ke no kontak : +62 813 3982 5669 / +62 812 3646 2309.